Dipaksa, Terbiasa, Membudaya

Banyak orang yang mengeluh dalam melakukan segala hal. Banyak faktor yang membuat mereka mengeluh. Diantaranya karena tidak ada waktu buat mempelajari sesuatu, apa yang dipelajarinya terlalu susah, hingga malu dalam melakukan suatu hal. Beberapa haro yang lalu saya saling bertukar pikiran dengan ayah saya mengenai hal ini. Jawabannya simpel sekali, dan memang simpel, yaitu "Dipaksa, Terbiasa, Membudaya".




Dipaksa, ialah momen terberat dalam hidup Anda ketika mempelajari suatu hal yang tergolong baru. Orang-orang yang terbiasa duduk manis didepan laptop sambil berselancar di dunia maya sering kali memiliki fisik dibawah rata-rata. Terkadang, mereka hanya bisa mengagumi saja orang-orang yang memiliki tubuh atletis, yup hanya sekedar mengagumi. Atau ketika mereka mendengar orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan karena kurangnya aktivitas fisik setiap harinya. Mereka ingin sekali melakukan olahraga, tapi apa daya waktu dan malu menghalanginya. Berkelit dengan sibuk dan banyaknya hal yang harus dikerjakannya sehari-hari menjadi alasan. Bahkan ketika memulai olahraga terkadang juga malu, karena mereka ditonton oleh banyak orang, terutama mereka yang memiliki tubuh bongsor. Hanya memakai sepatu olahraga dan berjalan keluar rumah saja sudah malu. Tapi jangan takut, coba saja paksa, tahan semua rasa malu, dan jangan hiraukan orang lain. Terlebih yang menghinamu. Katakan daam hatimu "Your success is your sweetest revenge."



Terbiasa, tahap selanjutnya yang juga masih bisa digolongkan susah. Setelah Anda mulai mencoba memaksakan merubah kebiasaan lama Anda, dan tetap mempertahankan hal baru itu, lama-kelamaan Anda akan semakin terbiasa. Orang-orang yang memandangi dengan aneh ketika Anda mencoba melakukan olahraga pun mulai tak pernah menghiraukanmu. Boro-boro mau merhatiin hidup orang lain tiap hari. Ngurusin diri sendiri aja masih belum becus. Pada tahap ini ketika Anda tidak melakukan hal baru itu secara teratur bisa saja hal itu menjadi asing kembali dan harus kembali ke tahap pertama, dipaksa. Jadi terus pompa semangat Anda agar hal baru ini menjadi kebiasaan baru Anda. Keep your spirit dude…!



Membudaya, dua tahapan sudah dilewati dengan susah payah. Dan akhirnya sampai juga ditahap yang terakhir. Ibarat orang pacaran, tahap ini ialah masa sayang-sayangnya Anda dengan sang kekasih. Kalau yang biasanya sering ketemuan lalu tiba-tiba menjadi jarang ketemuan jadinya galau. Sama dengan tahap ini, ketika kebiasaan baru telah mendarah daging dan satu kali saja kita melewatkannya. Maka kita akan merasakan keanehan sehingga terdapat dorongan yang kuat untuk segera kembali melakukan hal yang telah kita jadikan kebiasaan tersebut. Ambil contoh tentang kebiasaan berolahraga tadi, akan terdapat perasaan yang aneh dalam tubuh ketika Anda tidak berolahraga meskipun hanya sehari, lalu dikeesokan harinya Anda cepat-cepat ingin melakukan olahraga lagi. Apabila Anda sudah sampai ditahapan ini, congratz bro, lo udah sukses membuat budaya baru dalam hidup lo.


Ketiga tahap ini tidak hanya bisa diterapkan untuk kebiasaan berolahraga saja, namun dalam segala bidang. Bisa saja Anda menggunakannya untuk mempelajari hobi baru, pelajaran, atau mendekatkan diri kepada Allah.  Kayanya cukup segini aja jangan panjang-panjang.  Mohon maaf kalo semisal ada kata-kata yang salah, namanya juga masih pertama kali belajar menulis. Thanks buat yang udah baca dari awal sampai akhir.

1 comments: